Budidaya Minapadi yakni budidaya ikan dan padi di lahan sawah yang
sama secara terpadu telah lama berkembang Bali. Ikan yang dipelihara pada
system mina padi ini umumnya berupa ikan karper (Cyprinus carpio).
Kini selain ikan karper, komoditas perikanan lainnya yang mulai dilirik untuk
dibudidayakan di sawah adalah udang galah (Macrobrachium rosenbergii).
Dibanding budidaya ikan karper, budidaya udang galah di lahan
sawah terpadu dengan padi ternyata memberikan keuntungan yang lebih tinggi. Hal
ini bisa dimaklumi, karena harga jual udang galah ukuran konsumsi memang lebih
mahal dibandingkan dengan harga ikan karper konsumsi. Boleh jadi karena
pertimbangan yang lebih menguntungkan itulah budidaya udang galah bersama padi
yang dikenal dengan istilah Ugadi kini mulai berkembang di sejumlah daerah.
Teknik Budidaya
Budidaya udang galah di sawah terpadu dengan padi tekniknya tidak
berbeda jauh dengan budiaya mina padi yang sudah biasa dilakukan oleh
pembudidaya ikan. Persiapan awal yang dilakukan adalah mengolah lahan sawah
untuk penanaman padi, pembuatan jelinjingan / kemalir (saluran air) dengan
ukuran lebar 100 – 200 Cm dan kedalaman 50 Cm.
Saat pengolahan tanah ini, jangan lupa pematang juga perlu
diperbaiki. Lubang-lubang ditambal. Idealnya, tinggi pematang untuk Ugadi ini
100 Cm, lebar dasar 100 Cm dan lebar atas 75 Cm. Di bagian pintu pemasukan dan
pengeluaran air dipasangi pipa paralon 4 inc atau bambu. Untuk memudahkan
pemanenan, di depan pintu pengeluaran air perlu dibuatkan petakan kecil
berukuran 100 x 100 x 20 cm.
Bila persiapan lahan sudah beres, bibit padi yang telah disemaikan
selama 20 hari bisa ditanam. Jumlah tanaman padi cukup dua batang per lubang
dengan jarak tanam 20 Cm. Ada baiknya dipilih varietas padi yang tahan terendam
air selama pemeliharaan Ugadi. Padi jenis Inpari 13 merupakan salah satu
varietas yang layak dipilih untuk Ugadi.
Setelah padi berumur 10 hari, benih udang galah ukuran tokolan
(berat 6-8 gram/ekor) bisa ditebarkan dengan padat tebar 5 – 10 ekor per m2.
Pada bulan pertama udang galah diberi pakan berprotein 30 persen dengan dosis 4
persen. Bulan kedua 3 persen dan bulan ketiga dosisnya dikurangi lagi menjadi 2
persen dari berat populasi udang galah. Pemberian pakan dilakukan dua kali
sehari pada pagi dan sore hari.
Sementara itu, untuk pemeliharaan padi dilakukan seperti biasanya
yakni pemupukan dengan pupuk NPK dengan dosis 1,5 Kg/are. Pemupukan padi cukup
dilakukan sekali saja pada masa awal penanaman.
Setelah dipelihara selama 75 hari, udang galah boleh dipanen
dengan cara menyurutkan air. Udang galah ditangkap dengan serok atau tangan
kososng untuk selanjutnya ditampung dalam kantong hapa (jaring) yang
ditempatkan di air mengalir. Sedangkan padi (jenis Inpari 13) bisa dipanen pada
umur 100 hari.
Hasil uji coba
Berdasarkan hasil uji coba, demplot dan pengalaman pembudidaya
ikan di sejumlah daerah, dari pemeliharaan system Ugadi ini bisa dipanen udang
galah antara 15 – 30 Kg per are. Sedangkan hasil padinya sekitar 70 – 80 Kg.
Bila harga udang galah saat ini sekitar Rp 80 ribu per Kg (harga di Bali di
tingkat produsen), maka dari sawah seluas satu are bisa dihasilkan uang
tambahan dari udang galah sejumlah Rp 1,2 – Rp 2,4 juta.
Sementara itu, berdasarkan informasi dari Pram Suparmono, Kabid
Perikanan pada Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman
menyebutkan hasil demplot Ugadi di Desa Pakem, Sleman hasilnya sangat
memuaskan. Berdasarkan hasil ubinan dari demplot Ugadi yang
dilaksanakan di Desa Pakem tersebut, diperoleh produksi padi
varietas Mentik wangi 9,5 ton GKP/ hektar.
Sedangkan produksi udang galah 165 kg/ 1000 m2 size
35-40 dengan konversi pakan 1,9.
Produksi yang cukup menggiurkan. Ada yang berminat? (Agus
Rochdianto, Penyuluh Perikanan di Tabanan)
Nama: Arsya
Hidayati
Nim: 14 /
364990 / PN / 13641
Kel/gol: 5 /
A.3.1
Nama : Rilo Cahyo Bahar
ReplyDeleteNIM : 14/365046/PN/13651
Kelompok 4
Golongan : A 3.1
a. Nilai Penyuluhan
•Sumber Teknologi / ide: ada nilai sumber teknologi atau ide, karena dalam artikel dijelaskan teknik budidaya udang galah bersama dengan padi.
• Sasaran :
Sasaran langsung: apetani atau petambak untuk memanfaatkan teknologi ini agar lebih hemat dalam penggunaan lahan dan meningkatkan produktivitas karena menanam pada beserta memelihara udang galah.
Sasaran tidak langsung: Pemilik lahan pertanian, pemodal, dan distributor padi/ udang galah.
•Manfaat : Nilai manfaat dari artikelini adalah penjelasan teknis cara melakukan budidaya terpadu udang galah bersama padi (ugandi) yang dimana sudah dilakukan uji coba di beberapa sleman dengan hasil panen mentik wangi 9,5 ton GKP/ hektar dan produksi udang galah 165 kg/ 1000 m2 size 35-40 dengan konversi pakan 1,9.
•Nilai Pendidikan : ada nilai pendidikan dalam artikel tersebut, karena dalam artikel tersebut dijelaskan teknik untuk melakukan budidaya terpadu udang galah bersama padi yang dimana masih dapat dikembangkan untuk melakukan mina padi dengan komoditas lain.
b. Nilai Berita yang Terkandung dalam Artikel
• Timelines : karena informasi bersifat baru dimana dilihat dari sumber pusluh kkp artikel baru diterbitkan pada tanggal 25 Juni 2016.
• Proximity : karena tulisan bersifat dekat dengan petani atau petambak yaitu tata cara untuk melakukan budidaya terpadu udang galah bersama padi yang berkaitan dengan pertanian/ budidaya perikanan.
• Importance : Tulisan mengandung informasi perihal teknik budidaya terpadu udang galah bersama dengan padi yang merupakan ilmu yang penting untuk diketahui petani atau petambak untuk memperoleh keuntungan.