Sunday, August 28, 2016

TEKNOLOGI AQUAPONIK DI LAHAN SEMPIT

            Upaya menambah luasan lahan pertanian sebagai solusi peningkatan ketahanan pangan masih menemui banyak kendala. Maka, teknologi aquaponik menjadi salah satu solusi yang potensial untuk dikembangkan, terutama di kawasan perkotaan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta menganggap perlu dilakukan perubahan strategi dalam penyediaan pangan. Salah satu strategi yang ditawarkan Balai ini demi mendukung perubahan tersebut adalah melalui sistem budidaya tanaman yang dipadukan dengan budidaya ikan atau disebut “aquaponik”. Pada sistem ini, dengan luasan lahan yang sama maka akan dapat dihasilkan dua komoditas sekaligus, yakni sayuran dan ikan. Budidaya sayuran, secara langsung akan didukung oleh sistem di bawahnya (ikan) yang menghasilkan sisa pakan dan kotoran yang mengandung hara konsentrasi tinggi yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman di atasnya.  Sementara itu, media tanaman dan tanaman yang berada di atasnya akan menyaring air dan mempertahankan kualitas air yang berada di bawahnya.  Kondisi tersebut menyebabkan kualitas air kolam akan tetap baik, bebas dari sisa pakan dan kotoran ikan, sehingga akan mendorong pertumbuhan ikan menjadi baik.

Pada dasarnya, aquaponik adalah sistem produksi pangan berkelanjutan yang menggabungkan budidaya tradisional (membesarkan hewan air seperti lobster, ikan, atau udang dalam bak atau kolam) dengan hidroponik (budidaya tanaman dalam air) di dalam lingkungan simbiosis. Dalam budidaya hewan air, limbah menumpuk di dalam air, sehingga bersifat toksik bagi ikan.  Limbah kaya hara tersebut selanjutnya disirkulasi menuju subsistem hidroponik yang ditanami berbagai jenis tanaman. Setelah itu, air menjadi bersih dan kaya oksigen yang diresirkulasi kembali ke dalam kolam.
Aquaponik terdiri dari dua bagian utama, yakni bagian akuatik (air) untuk pemeliharaan hewan air dan bagian hidroponik untuk menumbuhkan tanaman. Sistem akuatik menghasilkan sisa pakan dan feses yang terakumulasi di dalam air dan bersifat toksis terhadap hewan air, namun kaya nutrien yang dapat menjadi sumber hara bagi tanaman dalam sistem hidroponik di atasnyaMeskipun terdiri atas dua bagian, sistem aquaponik terdiri beberapa komponen atau sub sistem yang bertanggung jawab atas penghilangan limbah padat, penyuplai basa untuk menetralkan kemasaman, atau pengatur kandungan oksigen air. Komponen tersebut antara lain, (1) tangki pemeliharaan ikan atau kolam, (2) unit penangkap dan pemisahan limbah padat (sisa pakan dan feses), (3) bio filter, tempat di mana bakteri nitrifikasi dapat tumbuh dan mengkonversi amonia menjadi nitrat, yang dapat digunakan oleh tanaman, (4) subsistem hidroponik, yakni bagian dari sistem di mana tanaman tumbuh dengan menyerap kelebihan hara dari air, (5) Sump: titik terendah dalam sistem di mana air mengalir ke dan dari yang dipompa kembali ke tangki pemeliharaan. Unit untuk menghilangkan padatan, biofiltrasi, dan/atau subsistem hidroponik dapat digabungkan menjadi satu unit atau subsistem,  yang mencegah air mengalir langsung dari bagian budidaya ikan (kolam) ke sub sistem hidroponik. Unit biofilter ini sangat vital peranannya karena terkait dengan proses nitrifikasi.



Nitrifikasi atau perubahan amonia menjadi nitrat dalam suasana aerobik, merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam sistem aquaponik.  Hal tersebut disebabkan proses nitrifikasi dapat mengurangi toksisitas air dan memungkinkan senyawa nitrat yang dihasilkan menjadi sumber nutrisi tanaman. Amonia terus dilepaskan ke dalam air melalui kotoran dan insang ikan sebagai produk dari metabolisme.  Ammonia bersifat beracun bagi ikan (0,5-1 ppm) sehingga harus disaring keluar dari sistem pemeliharaan ikan. Meskipun tanaman dapat menyerap amonia, namun Nitrat lebih mudah untuk diserap dan digunakan tanaman, sehingga efisien dalam mengurangi toksisitas air untuk ikan. Amonia dapat diubah menjadi senyawa nitrogen lain melalui populasi sehat Nitrosomonas: bakteri yang mengubah amonia menjadi nitrit, dan Nitrobacter: bakteri yang mengubah nitrit menjadi nitrat. Dalam sistem aquaponik, akar tanaman menjadi tempat hidup dan berkembangnya bakteri-bakteri tersebut. Setelah sistem stabil, kadar amonia dalam air berkisar  0,25-2,0 ppm, nitrit berkisar tingkat 0,25-1 ppm, dan nitrat berkisar 2-150 ppm. Dengan kata lain, tanaman yang tumbuh dalam subsistem hidroponik, dengan akar terendam dalam air kaya nutrisi yang berasal dari limbah kolam, akan membantu untuk menyaring amonia yang merupakan racun bagi hewan air, atau metabolitnya.  Setelah melewati subsistem hidroponik, air menjadi bersih dan kaya oksigen, dan dapat kembali ke dalam sistem air.
Sayuran daun hijau yang paling baik tumbuh dalam subsistem hidroponik adalah petsai, selada, kemangi, tomat, okra, melon dan paprika. Selain itu, spesies lain seperti buncis, kacang polong, kol, selada air, talas, lobak, stroberi, bawang, ubi jalar dan rempah-rempah juga dapat menjadi pilihan tanaman yang bisa ditanam secara aquaponik. Sedangkan jenis ikan air tawar yang paling umum digunakan dalam sistem aquaponik dan paling popular untuk aquaponik skala rumah tangga maupun komersial adalah nila, lele, patin, dan belut. Jadi jelaslah, teknologi aquaponik layak untuk dikembangkan di lahan pekarangan terutama di perkotaan yang memiliki lahan pekarangan sempit hingga sangat sempit. Teknologi aquaponik ini dapat menjadi langkah awal yang logis menuju kamandirian pangan keluarga dan bahkan bangsa Indonesia. (laksmi)

Sumber : 

ARTIKEL DIBUAT OLEH 

VALDY WAHYU PANGESTU (14/369588/PN/13928

Budidaya – Pengolahan Hasil, Inovasi Buah Naga Kulonprogo

Budidaya buah naga dengan pot

Puding buah naga














Buah Naga (Dragon Fruit) menjadi buah favorit di tanah air beberapa tahun terakhir ini. Pada tahun 2003 lahan pasir pantai di Kabupaten Kulon Progo telah dikembangkan menjadi pertanian buah naga (cactaceae hylocereus). Buah yang konon aslinya dari Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Utara ini dikenal memiliki beberapa kelebihan. Selain kemampuan hidup pohon buah naga pada lahan kritis, khasiat yang terkandung pada buah naga juga dikenal mampu mengobati berbagai macam penyakit. Kandungan Buah naga yang kaya akan serat,vitamin, dan mineral diyakini mampu menyembuhkan penyakit kanker, diabetes melitus, jantung, stroke dan lain sebagainya. Pada awalnya buah naga banyak dipasarkan untuk ekspor dan kalangan tertentu di dalam negeri. Meski saat ini sudah banyak dijumpai di pasar swalayan, permintaan buah naga masih cukup tinggi. Buah naga biasanya dikonsumsi dalam bentuk buah segar sebagai penghilang dahaga karena buah naga mengandung kadar air tinggi sekitar 90% dari berat buah. Rasanya cukup manis karena mengandung kadar gula mencapai 13-18 briks. Buah naga juga dapat disajikan dalam bentuk jus, sari buah, manisan maupun selai atau beragam bentuk penyajian sesuai selera. Sentra budidaya Buah Naga di Indonesia juga masih relatif sedikit, salah satu sentra budidaya buah naga adalah Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. Lahan pantai yang tandus di wilayah pantai Glagah Kulonprogo disulap menjadi kebun Buah naga yang sejuk. Bukan hanya sekedar sebagai kebun buah, namun juga difungsikan sebagai kawasan Agrowisata Buah Naga.
Agrowisata yang dikenal dengan nama Kusuma Wanadri ini merupakan rintisan dari Romo Paulus Tribarta Budiharjo sejak tahun 2003. Kini Agrowisata Buah Naga Kusuma Wanadri telah menjadi referensi dari investor atau orang yang ingin menekuni bisnis budidaya buah naga. Budidaya buah naga bisa dipanen dalam waktu enam sampai sembilan bulan. Masa panennya antara bulan Mei sampai September, dengan tingkat produktivitas buah naga setiap tiang mencapai 150- 200 kilogram per tahun. Setiap kilogramnya, dipatok Rp 25 ribu-30 ribu, tergantung jenis buah. Untuk buah merah, harga cenderung di pasar mengalami peningkatan. Kebun buah naga Kusumo Wanadri yang juga dijadikan sebagai kebun agrowisata ini, menempati lahan seluas 3,5 hektar (ha). Setiap hektar terdapat 1.500 tiang tanaman. Untuk pengembangan produksi, bekerjasama dengan petani binaan di Turi (Sleman), Sukoharjo, dan Banjarnegara. Sementara di luar Jawa juga dikembangkan di Aceh, Lombok, dan direncanakan di Papua. “Kita juga menyediakan bibit, untuk wisatawan yang datang,” jelas Andhra Pradesh Basar, pengelola kebun. Kusuma Wanadri juga melakukan inovasi produk. Saat ini telah diproduksi sirup buah naga yang diyakini memiliki khasiat dalam kesehatan. Setiap tiang bisa ditanaman 5-6 batang tanaman, yang akan terus berproduksi. “Perawatannya juga mudah, tinggal pemupukan dan penyiraman saja,” jelas Basar.

Syarat Tumbuh Buah Naga
Daniel (2003) menyimpulkan bahwa tanaman buah naga termasuk tanaman tropis dan sangat mudah beradaptasi pada berbagai lingkungan dan perubahan cuaca seperti sinar matahari, angin dan curah hujan. Berikut beberapa syarat agar buah naga tumbuh dengan baik :
·      Curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini adalah sekitar 60 mm/bulan atau 720 mm/tahun. Pada curah hujan 600-1.300 mm/tahun pun tanaman ini masih dapat tumbuh. Namun, tanaman ini tidak tahan dengan genangan air. Hujan yang terlalu deras dan berkepanjangan akan menyebabkan kerusakan yang ditandai dengan proses pembusukan akar yang terlalu cepat dan akhirnya merambat sampai kepangkal batang.
·      Intensitas sinar matahari yang disukainya sekitar 70- 80%. Tanaman ini sebaiknya ditanam dilahan yang tidak terdapat naungan, sirkulasi udaranya harus baik.
·      Pertumbuhan dan perkembanagan tanaman ini akan lebih baik ditanam di daerah dataran rendah antara 0-350 m dpal.
·      Drainase harus baik dan bersifat porous, karena tanaman ini tidak menyukai genangan.
·      Suhu udara ideal bagi tanaman ini antara 260 C-360 C dan kelembaban 70-90%. Sementara derajat keasaman (PH) tanah yang disukainya bersifat sedikit alkalis 6,5-7.
·      Agar tanaman tumbuh baik dan dapat memberikan hasil maksimal maka media tumbuhnya harus subur, gembur, dan mengandung bahan organik tinggi dengan kandungan kalsiumnya tinggi. Media tersebut tidak boleh mengandung garam.
·      Bahan organik ini berfungsi untuk menjaga kelembaban, menyangga kation dan aktivitas mikroorganisme, serta menyediakan hara. Beberapa bahan organik, mediapun perlu dicampur dengan bahan anorganik untuk memperlancar aerasi dan drainase serta mempertahankan dan mengubah sifat fisik media.
Lahan pasir pantai Glagah sampai Trisik termasuk jenis tanah regosol dan termasuk subordo Psamments yang mengandung pasir >95% mempunyai sifat yang kurang baik terutama struktur, konsistensi lepas, kurang baik menahan air, permeabilitas dan drainase sangat cepat yang menyebabkan tanah menjadi miskin kandungan hara. Oleh karena itu, tanaman buah naga (cactaceae hylocereus) yang ditanam di lahan pasir pantai harus ditambah tanah lempung dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Sutardi dkk. (2004) mengemukakan bahwa pupuk kandang atau bahan organik dapat berfungsi sebagai penyimpan air, menjaga kelembaban tanah, penghemat air penyiraman dan efisiensi penggunaan pupuk. Dengan demikian budi daya buah tersebut bisa dilakukan baik pada musim hujan maupun pada musim kemarau karena drainasenya baik. Budi daya buah naga (cactaceae hylocereus) di lahan pasir pantai merupakan salah satu teknologi pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang kurang berpotensi menjadi lahan yang berpotensi. Budidaya buah naga (cactaceae hylocereus) merupakan salah satu alternatif usaha tani yang efisien, lestari, berkelanjutan dan berwawasan agrobisnis yang perlu dikembangkan. Komoditas tersebut memiliki kelebihan pada umur tanaman yang relatif panjang sampai dengan 15-20 tahun, selain itu juga dapat meningkatkan produktivitas lahan dan mempunyai nilai ekonomi tinggi. Budi daya buah tersebut didukung oleh PEMDA Kulonprogo untuk dikembangkan di lahan pasir pantai Glagah, Bugel dan Trisik. Dengan adanya kawasan pertanian tersebut, sekarang lahan pasir pantai Glagah telah menjadi kawasan wisata pertanian (agrowisata) buah naga (cactaceae hylocereus) yang mendukung area wisata pantai Glagah. Sementara di lahan pasir pantai Trisik dan Bugel baru saja dikembangkan. Berkembangnya budidaya buah naga di lahan pasir pantai diharapkan akan dapat membantu peningkatan produktivitas lahan dan meningkatkan pendapatan petani setempat. Pemanfaatan lahan pasir pantai bisa mengatasi keterbatasan lahan pertanian di Kulon Progo dan Bantul.
Sumber :
Cahyati, Ichda dkk. 2010. Teknologi Pengolahan Buah Naga Dan Diversifikasi Produk lahannya Sebagai Upaya Peningkatan Jiwa Kewirausahaan Di Smk Agriindustri. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Daniel, K. 2003. Buah Naga: Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Penebar Swadaya, Jakarta. hlm. 5-7, 18 dan 55.
Riyantoro, Andri E. dan Amin Padmo Fitri. 2005. Pemanfaatan Lahan Pasir Pantai Untuk Budi Daya Buah Naga (Cactaceae Hylocereus). Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Yogyakarta. PKMI.3-8-1.


Artikel ditulis oleh : 
Zaenab Ajiyatin (14/369723/PN/13957)

Saturday, August 27, 2016

BUDIDAYA TERPADU UDANG GALAH BERSAMA PADI

Budidaya Minapadi yakni budidaya ikan dan padi di lahan sawah yang sama secara terpadu telah lama berkembang Bali. Ikan yang dipelihara pada system mina padi ini umumnya berupa ikan karper (Cyprinus carpio). Kini selain ikan karper, komoditas perikanan lainnya yang mulai dilirik untuk dibudidayakan di sawah adalah udang galah (Macrobrachium rosenbergii).
Dibanding budidaya ikan karper, budidaya udang galah di lahan sawah terpadu dengan padi ternyata memberikan keuntungan yang lebih tinggi. Hal ini bisa dimaklumi, karena harga jual udang galah ukuran konsumsi memang lebih mahal dibandingkan dengan harga ikan karper konsumsi. Boleh jadi karena pertimbangan yang lebih menguntungkan itulah budidaya udang galah bersama padi yang dikenal dengan istilah Ugadi kini mulai berkembang di sejumlah daerah.

Teknik Budidaya
Budidaya udang galah di sawah terpadu dengan padi tekniknya tidak berbeda jauh dengan budiaya mina padi yang sudah biasa dilakukan oleh pembudidaya ikan. Persiapan awal yang dilakukan adalah mengolah lahan sawah untuk penanaman padi, pembuatan jelinjingan / kemalir (saluran air) dengan ukuran lebar 100 – 200 Cm dan kedalaman 50 Cm.

Saat pengolahan tanah ini, jangan lupa pematang juga perlu diperbaiki. Lubang-lubang ditambal. Idealnya, tinggi pematang untuk Ugadi ini 100 Cm, lebar dasar 100 Cm dan lebar atas 75 Cm. Di bagian pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasangi pipa paralon 4 inc atau bambu. Untuk memudahkan pemanenan, di depan pintu pengeluaran air perlu dibuatkan petakan kecil berukuran 100 x 100 x 20 cm.

Bila persiapan lahan sudah beres, bibit padi yang telah disemaikan selama 20 hari bisa ditanam. Jumlah tanaman padi cukup dua batang per lubang dengan jarak tanam 20 Cm. Ada baiknya dipilih varietas padi yang tahan terendam air selama pemeliharaan Ugadi. Padi jenis Inpari 13 merupakan salah satu varietas yang layak dipilih untuk Ugadi.

Setelah padi berumur 10 hari, benih udang galah ukuran tokolan (berat 6-8 gram/ekor) bisa ditebarkan dengan padat tebar 5 – 10 ekor per m2. Pada bulan pertama udang galah diberi pakan berprotein 30 persen dengan dosis 4 persen. Bulan kedua 3 persen dan bulan ketiga dosisnya dikurangi lagi menjadi 2 persen dari berat populasi udang galah. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari pada pagi dan sore hari.

Sementara itu, untuk pemeliharaan padi dilakukan seperti biasanya yakni pemupukan dengan pupuk NPK dengan dosis 1,5 Kg/are. Pemupukan padi cukup dilakukan sekali saja pada masa awal penanaman.

Setelah dipelihara selama 75 hari, udang galah boleh dipanen dengan cara menyurutkan air. Udang galah ditangkap dengan serok atau tangan kososng untuk selanjutnya ditampung dalam kantong hapa (jaring) yang ditempatkan di air mengalir. Sedangkan padi (jenis Inpari 13) bisa dipanen pada umur 100 hari.


Hasil uji coba
Berdasarkan hasil uji coba, demplot dan pengalaman pembudidaya ikan di sejumlah daerah, dari pemeliharaan system Ugadi ini bisa dipanen udang galah antara 15 – 30 Kg per are. Sedangkan hasil padinya sekitar 70 – 80 Kg. Bila harga udang galah saat ini sekitar Rp 80 ribu per Kg (harga di Bali di tingkat produsen), maka dari sawah seluas satu are bisa dihasilkan uang tambahan dari udang galah sejumlah Rp 1,2 – Rp 2,4 juta.

Sementara itu, berdasarkan informasi dari Pram Suparmono, Kabid Perikanan pada Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman menyebutkan hasil demplot Ugadi di Desa Pakem, Sleman hasilnya sangat memuaskan.  Berdasarkan hasil ubinan dari demplot Ugadi yang dilaksanakan di Desa Pakem  tersebut, diperoleh produksi padi varietas  Mentik wangi  9,5 ton GKP/ hektar. Sedangkan produksi udang galah 165 kg/ 1000 m2 size 35-40 dengan konversi pakan 1,9.  
Produksi yang cukup menggiurkan. Ada yang berminat? (Agus Rochdianto, Penyuluh Perikanan di Tabanan)


Nama: Arsya Hidayati
Nim: 14 / 364990 / PN / 13641
Kel/gol: 5 / A.3.1

MEGABIODIVERSITY INDONESIA

Oleh : Ma’ruf Ridho Syahrofi
Mahasiswa Perikanan UGM 2014
 14/365077/PN/13656
                                                                                                             
Perikanan dan Kelautan
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang tersusun dari 17.480 pulau. Dengan banyaknya pulau, hal ini juga menandakan luasnya wilayah laut Indonesia. Faktanya wilayah perairan Indonesia mecapai 75% dari total wilayah keseluruhan Indonesia. Luas wilayah laut Indonesia adalah 5.800.000 Km2, yang dalam pembagian wilayah lautnya terdiri dari 2 bagian, yaitu wilayah laut nusantara 3.100.000 Km2 dan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) 2.700.000 Km2. Satu lagi fakta yang hebat adalah Indonesia merupakan negara dengan garis pantai terpanjang di Asia dan kedua di dunia, yaitu sekitar 95.181 Km (Max.,dkk, 2014).
Dengan luasnya wilayah laut suatu negara secara umum setidaknya akan memberikan 2 pilihan :
1.      Jumlah populasi sumberdaya ikan didalamnya berlimpah.
Pada umumnya keadaan seperti ini akan terjadi pada negara yang beriklim sub-tropis. Sebagai contoh adalah negara Jepang. Jepang adalah negara dengan iklim sub-tropis yang menyebabkan jumlah populasi ikannya sangat berlimpah walaupun ragam jenisnya relatif sedikit.

2.      Keanekaragaman hayati didalamnya berlimpah.
Pada umumnya keadaan seperti ini akan terjadi pada negara yang beriklim tropis. Negara kita sendiri, Indonesia, adalah diantara contoh negara yang beriklim tropis. Keanekaragaman hayati sangat tinggi akan tetapi jumlah populasi tiap jenisnya relatif sedikit.
Dan yang istimewa dari negara Indonesia yang bergelar negara kepulauan terbesar di dunia adalah selain diuntungkan dengan keanekaragaman hayati yang melimpah karena berada di iklim tropis sehingga suhunya selalu optimal, juga jumlah populasi sumberdaya ikan akan cukup berlimpah. Kenapa? Karena luasnya lautan suatu negara akan berbanding lurus dengan keanekaragaman hayati dan jumlah populasi yang akan dihasilkan.

Potensi Besar Harus Dimanfaatkan
Sumberdaya yang terdapat di laut itu bersifat open acces common property artinya sumberdaya nya dapat dimanfaatkan oleh siapa saja karena kedudukannya adalah milik bersama. Berbeda dengan di daratan yang kita harus memiliki surat kepemilikan tanah, walaupun memang ada aturan tertentu untuk perusahaan-perusahaan besar yang berusaha di laut. Tapi secara umum wilayah laut itu terbuka untuk semua.
Secara kewilayahan, Indonesia terletak di daerah tropis yang tidak mengalami musim gugur dan salju, sepanjang tahun sinar matahari terlihat terus dan suhu udara relatif stabil, bila ada perubahan suhu hanya kecil saja. Oleh karena itu, Perairan Laut Indonesia memiliki potensi hayati yang sangat besar sehingga sering disebut dengan “megabiodirversity”. Apalagi massa air di wilayah perairan laut dipengaruhi oleh massa air Samudera Pasifik dan Samudera Hindia dengan pola arus beragam sangat berdampak pada kesuburan perairan.
Dengan adanya fakta ini, dapat dibuktikan bahwa potensi kekayaan laut yang diungkapkan oleh UNEP (1996) bahwa laut Indonesia memiliki 2500 spesies ikan, yaitu 132 bernilai ekonomis penting, 253 jenis ikan hias, dan sisanya belum teridentifikasi. Disamping itu, terdapat 354 jenis karang, 12 jenis padang lamun, dan 38 jenis mangrove (Max.,dkk, 2014).

Perikanan dan Perairan Darat
Wilayah perairan darat Indonesia memang tidaklah seluas dan sehebat wilayah perairan lautnya. Akan tetapi potensi yang terkandung didalamnya tetap sangat besar besar bila dibandingkankan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Hal ini dibuktian dengan besarnya pendapatan negara yang didapat dari sektor perikanan dan perairan darat Indonesia. Yang termasuk perairan darat adalah danau, waduk, sungai, rawa, laguna, tambak dan lain sebagainya.
Wilayah perairan laut bukan hanya dapat dimanfaatkan untuk sektor perikanan, sebagaimana halnya dengan perairan laut, perairan darat juga dapat dimanfaatkan untuk olahraga, sarana rekreasi, sarana transportasi, dan pertambangan. Banyak sungai-sungai dan danau-danau besar yang ada di Indonesia, diantaranya Sungai Kapuas (Kalimantan), Sungai Bengawan Solo (Jawa Tengah), Waduk Jatiluhur, Sungai Musi (Sumatera), Danau Toba (Sumatera), Danau Poso, dan Waduk Gajah Mungkur.

Mulai dari Pangan dan Kesehatan
Dengan berbagai potensi luar biasa disektor perikanan, kelautan, dan perairan darat. Indonesia bisa menjadi pusat penghasil bahan pangan, tujuan pariwisata yang utama, sampai menjadi ladang usaha bagi masyarakat didalamnya. Sehingga bisa dikatakan Indonesia sebenarnya tidaklah pantas memiliki rakyat yang miskin. “Indonesia punya potensi produksi perikanan terbesar di dunia sekitar 65 juta ton per tahun dan baru 20%-nya yang dimanfaatkan,” kata Prof Dr Ir Rokhmin Dhanuri MS guru besar Fakultas Pertanian dan Ilmu Kelautan IPB.
Kita seharusnya melek akan potensi yang ada di perairan Indonesia. Sudah saatnya negara ini beralih orientasi utamanya ke sektor perairan. Dalam sektor pangan misalnya, selain besarnya potensi yang ada, ikan-ikan yang ada didalamnya juga sangat bermanfaat bagi kesehatan karena hewan air memiliki kandungan gizi, mineral, nutrisi, dan protein yang dipercaya memberikan manfaat kesehatan dari otak hingga jantung bagi yang gemar mengkonsumsinya.
Mengkonsumsi ikan secara benar, baik dari segi memilih jenis ikan dan mengolahnya dapat mendatangkan manfaat secara maksimal dalam mencegah beberapa penyakit seperti yang dikemukakan oleh (United States Department of Agriculture atau USDA) dalam publikasinya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari jika makan ikan dan manfaat makan ikan secara teratur yaitu (pusluh kkp, 2014) :

1.    Serangan Jantung
Bahkan ada indikasi masyarakat yang gemar makan ikan memiliki umur harapan hidup yang lebih panjang daripada yang kurang mengkonsumsi ikan, karena di dalam minyak ikan ada asam lemak tidak jenuh Omega 3 terutama yang disebut eikosapentaenoat (EPA) dan dakosaheksaenoat (DHA) yang terbukti dapat menurunkan kadar kolestrol, trigliserida dan lipoprotein darah. Sehingga ritme kerja jantung menjadi teratur kembali dan penyakit serangan jantung dapat diperlambat kedatangannya.  

2.    Alzheimer
Alzheimer atau dikenal juga dengan sebutan demensia, seringkali juga disebut pikun, adalah penyakit gangguan otak yang secara bertahap merusak sel-sel otak. Pencegahan terbaik sebelum terlambat untuk menghentikan perkembangannya adalah dengan mengkonsumsi makanan yang bermanfaat untuk sistem saraf dan melambatkan proses degeneratif seperti mengkonsumsi ikan-ikanan sekurang-kurangnya satu kali dalam seminggu (foodforthebrain.org)

3.    Kanker
Dengan memakan ikan yang memiliki kandungan Omega-3 tinggi (salmon, tuna, tongkol, dan tenggiri) sangat bermanfaat bagi mereka yang menderita kanker usus, karena kandungan Omega-3 nya dapat memperlambat pertumbuhan kanker tersebut.

4.    Mencegah penuaan kulit
Ahli Dermatologi, Nicholas Perricore dalam bukunya yang berjudul The Perricore Prescription, dengan memakan ikan dapat mencegah penuaan kulit. Sehingga tanda-tanda penuaan pada kulit seperti keriput dapat diperlambat.

5.    Mencerdaskan anak
Hasil studi peneliti Swedia, Professor Kjell Toren dari Sahlgrenska Academy Gotheburg mengemukakan bahwa anak remaja berusia 15 tahun yang mengkonsumsi ikan cenderung lebih cerdas dibandingkan anak remaja yang berusia 18 tahun yang jarang mengkonsumsi ikan. Studi tersebut didapat dari pengamatan hampir 4.000 remaja Swedia dan dipublikasikan dalam Acta Paediatrica menerangkan, bahwa asam lemak Omega-3 dan Omega-6 pada ikan dapat meningkatkan kemampuan kognitif. Saat ini para peneliti masih mengkaji jenis ikan apa saja yang sangat berpengaruh dalam peningkatan kecerdasan tersebut.

Pariwisata yang Membahana         
Karena potensi dari kelautan bukanlah hanya soal ikan, tapi terlebih dalam hal pariwisata. Siapa yang tidak tahu Raja Ampat? Bunaken? Pantai Kute? Danau Toba? Danau Singkarak? Jangankan masyarakat Indonesia, dunia internasional pun mengetahui keindahannya. Banyak turis-turis asing yang datang untuk melihat pesona pantai dan laut Indonesia yang salah satunya lewat terumbu karangnya.
Sudah menjadi hal yang biasa bagi masyarakat kita dengan keindahan-keindahan yang tercerminkan dari bumi nusantara ini. Akan tetapi akan menjadi sangat luar biasa bagi mereka yang bukan penduduk Indonesia. Dibuktikan dengan banyaknya turis-turis dari berbagai mancanegara yang datang untuk melihat keindahan alam di bumi pertiwi ini.

Megabiodiversity Indonesia
Setelah kita ketahui bahwa negara Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan menakjubkan, yang mungkin kita sendiri sebagai warga asli Indonesia tidak banyak tahu mengenainya. Mulai dari luas wilayah perairan yang sangat luas, gelar negara kepulauan terbesar, pemiliki garis pantai terpanjang, tempat pariwisata favorit, dan lain sebagainya ada di Indonesia, maka sering disebut sebagai “Megabiodiversity Indonesia”.
Walaupun demikian besar potensi dan kekayaan alam Indonesia belum dikelola dengan baik, karena pengambil kebijakan di negeri ini dan masyarakat Indonesia belum paham betul bahwa laut kita memiliki kekuatan ekonomi yang besar bagi percepatan pembangunan ekonomi Indonesia.
Untuk itu kita para mahasiswa diharapkan menyadari betapa pentingnya potensi dan kekayaan laut kita untuk dimanfaatkan bagi kepentingan kesejahteraan bangsa dan negara. Tentunya ini merupakan peluang dan tantangan kita dalam menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Penulis:
Ma’ruf Ridho Syahrofi
Mahasiswa Perikanan UGM 2014
14/365077/PN/13656
Kelompok 5 | Golongan A3.1

Daftar Pustaka
Max Compas, Rizald., dkk. 2014. Pengantar Ilmu Kelautan. Jakarta : Sekretariat Dewan Kelautan Indonesia.

Website Pusat Penyuluhan - Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2014. Manfaat Makan Ikan Untuk Kesehatan Tubuh. http://pusluh.kkp.go.id/index.php/arsip/c/1684/MANFAAT-MAKAN-IKAN-UNTUK-KESEHATAN-TUBUH/?c=Artikel-Penyuluhan&category_id=2